image

Sore tadi langit mendung menghitam. Awan berarak berkumpul dalam satu tujuan: hujan

Begitu juga hati kami. Mendung berisi duka. Peduli. Cinta. Juga geram. Berarak ratusan massa berkumpul dalam satu tujuan: solidaritas.

Tak lama, mendung berubah menjadi rinai. Rinai berlanjut gerimis.

Tak lama, aksi dimulai. Bendera-bendera berkibar. Spanduk telah terbentang. Lalu Tilawatul Quran. Saat itu langit mengirim rinai. Begitu juga hati kami, mulai rinai.

Kotak-kotak penggalangan dana menyebar ke beberapa titik jalanan. Orasi-orasi mewarnai. Membakar semangat. Menggetarkan nurani. Saat itu langit menjadi gerimis. Begitu juga hati kami, gerimis.

Pekik takbir membahana. Yel-yel pembebasan rakyat Gaza mengalun. Diselingi yel-yel kekalahan yahudi. Saat itu gerimis menjadi hujan menderas. Membasahi jalanan. Membasahi bendera dan spanduk. Membasahi pakaian kami. Begitu juga hati kami, hujan menderas.

Semakin deras hujan. Tapi massa tidak bubar. Semakin menikmati derasnya hujan yang membasahi tubuh kami. Membasahi hati kami. 

Mungkin hujan pun tak sadar, ia menyamarkan jejak air mata setiap orang yang berkumpul di sana.

Mungkin juga setiap orang yang berkumpul di sana tak sadar, hujan telah menyamarkan jejak air mata mereka.

Sadar ataupun tidak, saat hujan turun menderas, doa-doa mereka naik melesat, lalu di-amin-kan seluruh malaikat.

***
(Palembang Darussalam, ditulis setelah Aksi solidaritas & penggalangan dana untuk Palestina, Jumat 11 Juli 2014)